Pembantaian Massal Atas Nama Kristen
Agustus 24, 2011
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Media massa diramaikan dengan pemberitaan aksi biadab Anders Gehring Breivik yang membantai dengan sangat keji hampir 100 orang di Oslo Norwegia. Dunia benar-benar dikejutkan oleh aksinya. Dalam waktu singkat, Paus mengeluarkan pernyataan kepada dunia agar tidak mengaitkan aksi bladab Breivikdengan agama Kristen.
Apa benar tak terkait agama?
Breivik adalah fundamentalis Kristen yang terlibat partai sejak berusia 17 tahun. Tindakan yang dilakukan Breivik jelas merupakan bentuk kebenciannya terhadap Islam, akibat makin bertambahnya jumlah Muslim di Norwegia.
Aksi biadab Breivik ibarat letupan kebencian yang sudah mendidih di kalangan umat Kristen yang benar-benar ‘beriman’ atau yang disebut fundamentalis Kristen. Tidak hanya Breivik, di Belanda ada Geert Wilders yang berjuang mengusir Muslim dari Belanda dengan segala macam fitnah, penistaan dan provokasi untuk memusuhi Muslim. Di Prancis, akibat kuatnya pengaruh partai fundamentalis Kristen, pemerintah mengeluarkan larangan cadar dan jilbab bahkan hingga pembatasan lapangan pekerjaan yang boleh dimasuki oleh Muslim. Di Italia, Partai Liga Utara juga demikian membenci Islam hingga mereka berani menutup sebuah masjid di daerah utara kota Verona Itali di bulan Mei 2008. Dan di Swiss, ada pelarangan pembuatan menara bagi masjid. Di Denmark, ada kartun yang dibuat untuk melecehkan Rasulullah SAW.
Di Amerika, Bush sebagai kepala negara mengatakan, “God told me to invade Iraq…” Itu terjadi pada oktober 2005, George Bush mengaku bahwa invasinya atas Irak dan Afghanistan adalah misi yang diberikan tuhan. Dan menyatakan “Crusade” atau “Perang Salib” sesaat setelah terjadinya peristiwa 11 September 2001. Dan kita tahu Perang Salib adalah perang dengan motivasi agama yang dikobarkan Paus Urbanus II untuk melawan umat Islam di Yerussalem. Dan pada 11 September 2001, Perang Salib dikobarkan kembali oleh George Bush.
Petinggi agama Kristen, Paus Benedictus XVI sebagai pimpinan umat Katolik seluruh dunia pada 2006 pernah mengatakan, “Tunjukkan kepadaku hal baru apa yang telah dibawa Muhammad? Melainkan kamu akan mendapati hal-hal yang berbau Evil (Setan) dan tidak manusiawi, seperti perintahnya menyebarkan ajarannya dengan pedang”
Maka, nyata sekali permusuhan, perlawanan dan kebencian umat Kristen terhadap Islam. Bukan sekedar Breivik seorang.
‘Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan!”. Oya? Kalimat ini tidak sepenuhnya benar namun tidak sepenuhnya juga salah. Kalimat ini terpotong dan belum selesai. Kalau yang dimaksud adalah agama yang pernah di turunkan Allah kepada Nabi Musa as dengan kitabnya Taurat yang kemudian umatnya disebut Yahudi, Nabi Isa as yang menerima kitab Injil yang kemudian umatnya disebut Nasrani, maka kalimat itu benar. Agama dari Allah SWT tidak pernah mengajarkan kekerasan.
Namun yang seperti sudah kita pelajari, agama-agama tersebut, Yahudi dan Kristen, sudah demikian menyimpang dari ajaran aslinya, bahkan kebenaran kitab-kitab mereka sudah tidak bisa dipertanggungjawabkan lagi.
Sebagai contoh, ayat-ayat berikut:
Lukas 19: 27. Akan tetapi semua seteruku (orang-orang kafir; peny.) ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku”.
1 Samuel 15:3. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai”
Dan ayat-ayat semacam ini tidak sedikit terdapat dalam kitab ‘suci’ orang Kristen. Sehingga jika ada ucapan, “Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan! Maka dengan pengetahuan kristologi yang kita miliki selama ini, kita bisa menjawab. Ada! Dan kita bisa membuktikan bahwa perintah-perintah membantai umat di luar penganut Kristen dalam Bibel sangat banyak. Dan ini pula yang menjadi satu alasan yang mendorong bagi terjadinya pembantaian massal atas nama Kristen, Victems of the Christian Faith.
Semenjak gereja berdiri pada tahun 325M hingga abad ke-6, rumah-rumah ibadah agama lain dihancurkan dan ribuan penganut agama tersebut dibunuh dengan cara kejam. Kaisar Charlemagne pada tahun 782 memenggal kepala 4500 orang Saxon karena tidak mau menjadi Kristen. Pada 28 juni 1098 tercatat 100.000 Muslim Turki (Antiochia) dibunuh termasuk wanita dan anak-anak. Pada 11 December 1098, 1000 orang Muslim dibunuh di Marra (Maraat annuman). Di lokasi itu tentara Salib kehabisan makanan dan mereka menderita kelaparan, kemudian mereka mengambil daging mayat-mayat Muslim yang mulai membusuk dan memakannya, demikian catatan Albert Aquensis dalam Christian Chronide, “Ini tentara Salib yang kanibal”.
Pada 15 Juli 1099, tentara salib menaklukkan kota Yerussalem. Lebih dari 60.000 orang dibantai yang terdiri atas Muslim juga Yahudi, perempuan dan anak-anak. Salah satu saksi mata menyatakan: “genangan darah manusia di depan kuil Salomon setinggi penggelangan kaki (kuda).”
Pernbantaian demi pembantaian terus berlanjut bahkan masuknya tentara Salib Portugis dan Spanyol ke Nusantara juga telah membunuhi penduduk pribumi Nusantara yang mayoritas saat itu sudah menjadi Muslim. Hingga pembantaian umat Islam di Irak, Afghanistan dengan alasan “War Againts Terrorism.”
Source: www.globalmuslim.web.id
0 komentar:
Posting Komentar