This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 29 November 2011

PILKADES PILKADA INKONSINTENSI



Pemilihan dan perebutan kekuasaan secara langsung merupakan fenomena terbaru dalam politik kontemporer-pragmatis di Indonesia. Fenomena tersebut tidak hanya menyinggung teori konflik secara sederhana, akan tetapi memasuki wilayah konflik  perangkat politik yang paling mendasar dalam sistem kepemerintahan. Dalam sistem politik pemerintahan Indonesia yang berpedoman pada nilai nilai kewilayahan dan substansi lokal, nilai kepentingan menjadi faktor penentu perkembangan dan keputusan politik yang bermuara pada kekuasaan.

Nilai kepentingan selalu berkorelasi positif dengan seberapa besar target penguasaan terhadap wilayah itu sendiri dan berbanding lurus dengan kepentingan perangkat politik khususnya yang bersinggungan dengan aset-aset milik negara. Perkembangan pemilihan dan perebutan kekuasaan secara langsung menciptakan varian-varian baru pada tingkat implementasinya. Contoh semu adalah pelaksanaan pilkada disetiap tingkat kewilayahan yang telah menciptakan berbagai bentuk, sikap, keputusan maupun alur politik sesuai kepentingan dan kekuasaan yang diperebutkan.

Berbicara pilkada tidak lepas dari urusan kepentingan pemerintahan, baik nasional maupun lokal. Pilkada menjadi salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan demokrasi dan desentralisasi, juga menjadi nilai ukur dari konsistensi kebijakan pemerintahan dalam menerapkan kehidupan politik di Indonesia. Kebijakan pemerintahan yang konsisten  akan mempercepat proses pendewasaan politik dimasyarakat dan memperkuat perangkat-perangkat politik dalam sistem politik yang masih rapuh dan belum memiliki bentuk. Sebaliknya, kebijakan pemerintah yang inkonsisten menjadi pemicu hancurnya perangkat politik yang dibangun dan menjadi aktor utama proses eleminasi partisipasi politik lokal.

Kebijakan pemerintah selalu memasuki ruang kepentingan publik lokal. Akan selalu bernilai positif jika kebijakan tersebut dikelola secara teratur yang memungkinkan terjadinya kesesuaian dengan perkembangan politik diberbagai level politik. Konteks ini merupakan artian dari teori politik yang menyatakan bahwa keteraturan dan kemapanan demokrasi ditingkat nasional yang diwakili oleh kebijakan pemerintah akan ditentukan oleh proses konsolidasi demokrasi ditingkat lokal (kebijakan pemerintah lokal) sehingga prosesi pemilihan dan perebutan kekuasaan secara langsung memerlukan ritme politik yang selaras.

Tidak jauh berbeda dengan ungkapan Tip O’Neil tentang ”all Politics is local” yang menyatakan bahwa demokrasi tingkat nasional akan tumbuh dan terkonsolidasi menjadi perangkat dan instrumen politik yang kuat dan mapan jika ditunjang oleh politik tingkat lokal yang mengakar membentuk demokrasi yang utuh atau dengan kata lain, demokrasi tingkat nasional bergerak akan ke kutub positif apabila terbentuk tatanan dan perangkat politik lokal yang mengalir membentuk konfigurasi dan sikap politik yang santun antar lokal dan nasional.
Teori politik dan ungkapan Tip O’Neil bersesuaian dengan aksi demonstrasi ratusan kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Kepala Desa dan Perangkat Desa Nusantara (Parade Nusantara) tanggal 8 Februari 2006 yang melahirkan polemik baru di pemerintahan. Aksi ini merupakan gambaran kecil dari perkembangan politik lokal yang selama ini berupa politik potensial kultural bergerak membentuk politik kinetik modern yang bermuara kepada diversifikasi kepentingan politik ditingkat lokal demi perebutan kekuasaan
Substansi terpenting dari aksi demonstrasi berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang selama ini diterapkan dalam pelaksanaan pemilihan dan perebutan kekuasaan secara langsung yang dinilai tidak konsisten. Substansi aksi tersebut adalah tuntutan merevisi Peraturan Pemerintah No 72/2005 tentang Desa dan Undang-Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah khususnya pasal 16 poin (a) PP No 72/2005 yang melarang kepala desa menjadi pengurus parpol dan pasal 16 poin (d) yang melarang kepala desa terlibat dalam kampanye pemilu, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah. Aksi ini merupakan bentuk protes terlembaga akibat ketidakkonsistensian kebijakan pemerintah terhadap kepentingan lokal sehingga memperjelaskan ketidaksiapan pemerintah dalam menyelaraskan dengan kepentingan politik lokal.
Ketidakkonsistenan pemerintah terlihat dari beberapa hal, pertama penerapan hukum atau kebijakan pemerintah yang ambivalensi dan bermuka dua. Dalam implementasi PP No 72/2005 aparat pemerintah dilarang berpolitik dan ikut berkompetisi dalam perebutan kekuasaan, akan tetapi pada Undang-Undang No 32/2005 aparat pemerintah diharuskan berpolitik dengan menggunakan kendaraan parpol dalam memperoleh kekuasaan. Ketidakkonsitenan ini tidak hanya merugikan kelembagaan pemerintah oleh kepentingan politik, bahkan lebih dari itu, pemerintah melanggar hukum dan menjadi terpidana disistem hukum yang dibuat sendiri.
Kedua, ketidakkonsistenan pendistribusian anggaran negara dalam mengembangkan politik di masyarakat. Pemerintah berupaya keras untuk membiaya pemilu, pilpres dan pemilihan kepala daerah melalui serangkaian kebijakan yang terkadang lintas sektoral, berbeda jauh dengan pemilihan kepala desa yang harus membiayai dirinya sendiri tanpa dukungan kebijakan pemerintah nasional maupun lokal padahal dari sisi kepentingan dan keadilan politik, pemerintah berkewajiban memfasilitasi pilkades sebagai tugas mengembangkan politik lokal. Jika ini tidak terjadi, pemerintah telah menjadi pihak yang mematikan perkembangan politik lokal, sekaligus menjadi faktor penghambat dalam penerapan demokrasi di tingkat nasional.
Ketidakkonsistenan ketiga adalah pemisahan aparat dari politik. Pemisahan aparat pemerintah bisa dilakukan jika pemerintah dengan tegas melakukan pembenahan dan penyeragaman aturan agar segala bentuk pemilihan untuk perebutan kekuasaan meminimalkan campur tangan politik baik kultural dan modern. Akan tetapi jika kita analisis lebih mendalam tentang tindak tanduk pemerintah dan aparat pemerintah dalam berpolitik, tidak ada perbedaan nyata disetiap level baik nasional, lokal hingga tingkat masyarakat hampir semua berpolitik dengan atau tanpa akses dan fasilitas pemerintahan atas dasar loyalitas dan kepentingan umum, termasuk penggunaan kepala desa sebagai ujung tombak perebutan suara untuk kekuasaan. Jika ini tetap dilaksanakan akan semakin menceburkan pemerintah ke dunia politik dan semakin jauh keinginan memisahkan pemerintah dari politik sehingga keberadaan pemerintah ke depan akan selalu ditentukan oleh politik itu sendiri.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk kembali menjadi pihak konsisten dalam menerapkan kebijakannya, antara lain membuat aturan terpisah tentang pelaksanaan pilkades dengan tetap mengacu pada aturan yang sudah ditetapkan. Aturan tersebut tidak hanya berisi pelaksanaan teknis tetapi merupakan aturan yang bermuara pada pelaksanaan desentralisasi politik yang menghargai potensi dan perkembangan politik lokal sehingga tidak dipandang sempit sebagai jalan tengah bagi pemenuhan aspirasi lokal dan penghentian konflik sementara.Langkah lain yang bisa dilaksanakan pemerintah adalah legalisasi keinginan para aparatur pemerintah untuk berpartisipasi aktif dalam dunia politik dengan batasan-batasan tertulis dan mengikat sehingga kepentingan secara individu sebagai warga negara yang memiliki hak politik bisa diselaraskan dengan kewajiban aparat pemerintah dalam melayani warga negara. 

Berdasarkan kondisi diatas, kadar konsistensi kebijakan pemerintah selalu ditentukan oleh kepentingan pemerintah, penggunaan aset-akses, dan protes aktif aparat dalam berpolitik guna mempertahankan kekuasaan yang dimiliki. Dengan kata lain, pemerintah akan semakin tidak konsisten ketika kepentingan mempertahankan kekuasaan lebih besar dibanding mempertahankan penghargaan terhadap perkembangan politik lokal dan kondisi politik yang kondusif.   

Minggu, 06 November 2011

Ada Apa Di Dalam Ka'bah ?



Tak banyak orang yang mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam Ka’bah. Bangunan berbentuk bujur sangkar yang menjadi pusat arah bagi umat Muslim yang melakukan shalat itu sebenarnya memiliki ruang yang cukup luas.
Dengan tinggi saat ini sekitar 39 kaki 6 inci (kira-kira 11 meter) dan ukuran total adalah 627 kaki persegi maka ukuran dalam Ka’bah adalah 42,64×29,52 kaki atau sekitar 12,7×8,85 meter. Ruangan di dalam Ka’bah diperkirakan mampu menampung sebanyak 50 orang.
Namun, tahukah anda, apa saja isi di dalam bangunan yang disucikan umat Islam itu? Ketua Islamic Society of North America (ISNA) atau Masyarakat Islam Amerika Utara pernah diberi kesempatan untuk masuk ke dalam Ka’bah di tahun 1998. Ternyata tak banyak benda yang terdapat di dalamnya.
Di dalam Ka’bah ternyata terdapat 3 pilar dan meja untuk meletakkan parfum. Di langit-langitnya tergantung beberapa lampu lentera. Tak disebutkan lampu lentera itu terbuat dari bahan apa. Namun pada tahun 1940-an, lampu itu dikabarkan terbuat dari emas dan bertatahkan permata serta mutiara.
Di dalam Ka’bah tak ada lampu listrik. Sementara tembok dan lantainya terbuat dari marmer. Tak ada satu pun jendela di bagian dalamnya dan hanya terdapat satu pintu untuk keluar-masuk. Langit-langit Ka’bah juga ditutupi selimut kain seperti halnya dinding bagian luarnya.

Rabu, 02 November 2011

KATA SAMBUTAN PENGGAGAS KONGGRES RAKYAT INDONESIA (KRI)


MEMBANGUN INDONESIA BERMORAL, BERKEADILAN

Saudara-saudara para undangan yang terhormat,
Hadirin serta simpatisan yang budiman,

Hari ini, Juma’t 28 Oktober 2011 hendak kita adakan Konggres Rakyat Indonesia dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda Pemudi Indonesia. Kita yang sedikit orang berkumpul di sini untuk menyaksikannya. Terimakasih untuk kesediaan saudara-saudara sebangsa dan setanah air, senasib sepenanggungan berada bersama kami.
Tetapi lebih sekedar sebuah Konggres Rakyat Indonesia, hari ini kami ingin memastikan sebuah arah politik baru. Arah yang berusaha keluar dari kesempitan, kesesakan dan kejenuhan politik kita hari-hari ini.
Betapa tidak. Kita telah menyaksikan hari-hari panjang yang disebut reformasi ini, dengan kekhawatiran yang nyaris sempurna, yaitu bahwa demokrasi yang kita pernah bayangkan itu, kini terlihat tanpa arah, atau bahkan sedang menuju jalan buntu.
Tengoklah sejenak apa yang terjadi dengan bangsa ini, terpuruk secara ekonomi dan kacau secara politik. Tetapi sesungguhnya lebih dari itu, kita secara tidak langsung telah mencatatkan diri sebagai bangsa yang membangun sejarah peradaban hitam, rasialisme, pembunuhan etnis, perang agama, semua lengkap terjadi di sini. Kita seakan sedang menghimpun seluruh sejarah kebiadaban dunia.
Iilah ironi bangsa ini, ketika bangsa-bangsa lain tengah berpacu membasmi kemiskinan, meningkatkan pendidikan dasar dan kesehatan rakyat, dan manakala Negara-negara sibuk melakukan terobosan-terobosan luar biasa di lapangan teknologi informasi dan bioteknologi, kita justru sedang berbalik ke zaman Kaliyuga, yaitu suatu zaman yang menurut pujangga Ronggowarsito adalah zaman kehancuran dan kegelapan, zaman dimana “lautan mengalir kesungai” dan bukan sebaliknya.
Istilah ini sungguh tepat..!! kita memang sedang menuju kehancuran total sebagai sebuah Negara. Kita sedang berpacu untuk saling menghancurkan sesame kita atas nama kesucian agama, superioritas suku atau bahkan atas alas an kecendikiawanan. Sungguh, belum pernah kita seburuk seperti sekarang ini. Apakah yang salah dalam diri bangsa ini? Mentalitas suka menerabas mendapat tempat yang paling pas di zaman kaliyuga ini.
Betapa tidak, watak Korupsi, Kolusi, Nepotisme tidak akan berlangsung secara intensip, hingga saat ini, bilamana mentalitas suka menerabas tidak tumbuh subur didalam jiwa individu Indonesia, terutama mereka yang menyelenggarakan pemerintahan. Hubungan simbiose mutualistis antara penguasa dan pengusaha atas dasar mentalitas suka menerabas ini yang sekarang sering diistilahkan sebagai kroni kapitalisme. Para pengusaha dan para pejabat pemerintahan pada umumnya memetik keuntungan ekonomi atau rente ekonomi dengan memanfaatkan jabatan jabatan strategis yang dimilikinya. Bentuk simbiose mutualistis itu dapat berupa deposito deposito jutaan dolar di bank-bank luar negeri, atau pemilikan tanah ratusan an ribuan hektar di dalam dan di luar pulau jawa, pengangkatan sanak sedulur di departemen-departemen atau kementerian yang dipimpinnya atau mendirikan perusahaan-perusahaan, yayasan-yayasan keluarga selama berkuasa, atau menganggap kas Negara sebagai kas pribadi. Mentalitas yang sama jugalah yang mendasari sejumlah skandal keuangan lainnya seperti, Wisma Atlet, Bank Century, Freefot, Perpajakan dan lain sebagainya. Sayang sekali, ketika kita berbicara tentang reformasi di semua bidang kehidupan, justru mentalitas simbiose mutualistis inilah yang tampak paling di depan. Sementara itu, kita masih terus mendengar para penyelenggara pemerintahan saat ini, dari presiden dan para menterinya, tetap bersikukuh pada pandangan bahwa urusan ekonomi “tidak ada masalah”.
Bila kita Pemuda Indonesia ingin membangun kembali bangsa ini, maka kita harus mulai dengan fakta bahwa kita adalah bangsa yang majemuk. Pluralisme…! Sebab itulah ruang sosial yang kita hidupi. Dan hanya ruang itulah demokrasi dapat ditumbuhkan. Demokrasi tidak lain adalah pelembagaan aneka kepentingan, tempat dimana konflik dan kekuasaan dikelola secara beradab. Dan pelembagaan itu hanya dapat diatur melalui pekerjaan akal sehat. Kita menyebutnya rasionalitas. Demokrasi memang memerlukan tuntunan rasionalitas. Politik dalam konteks ini haruslah kita pahami sebagai gejala sosiologis biasa. Ia bukan ukuran hidup mati bagi seseorang atau suatu kelompok. Politik adalah soal yang harus dipersaingkan dan diuji secara akal sehat, dan bukan dipertahankan melalui faham2 doktriner.
Keterjebakan pemuda kita dalam berbagai konflik horizontal sekarang ini adalah terutama karena kita kurang menyadari pluralism, dan terlalu mengagung-agungkan identitas kelompok. Di dalam era dimana transmisi kebudayaan global merupakan fakta peradaban baru, kita seharusnya juga terbuka dengan prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku global. Sebaliknya, kepicikan kita dalam mempertahankan semangat nasionalisme sempit, hanya akan mengucilkan kita dari perkembangan peradaban global yang seharusnya kita pemuda ikut tentukan arahnya secara kritis.
Dalam konteks perkembangan global itu jugalah, kita pemuda bangsa harus mengerti konsep civil society, yang sedang ramai kita percakapkan itu, sekaligus dalam kaitan globalnya dengan terbentuknya suatu transnational civil society. Interkoneksi global inilah yang harus kita manfaatkan di dalam saling memperkuat gerakan demokrasi sebagai gerakan peradaban global.

Hadirin yang terhormat,

Hari ini kita berdiri di depan makamah akal sehat, untuk memperingati Sumpah Pemuda juga untuk menjawab tuntutan sejarah; ikut dalam pertikaian yang saling menghancurkan ini, atau membangun jembatan baru untuk  menyeberangkan bangsa ini ke lokasi politik yang lebih menjanjikan. Jawab kita hari ini adalah komitmen etis dan politik yang akan kita pertanggungjawabkan pada generasi hari esok. Itulah sebabnya kita harus pastikan sekali lagi bahwa keragu-raguan dan pesimisme yang terus kita pelihara sekarang ini untuk mengambil langkah, hanya akan makin membebani generasi yang akan datang, dan merampas hak mereka untuk hidup dalam alam keadilan dan demokrasi yang memang milik mereka.

Hadirin yang terhormat,

Keadilan dan demokrasi adalah asas Konggres Rakyat Indonesia. Sengaja kami dahulukan paham keadilan, karena kami yakin bahwa hanya dalam jiwa-jiwa yang adil, spirit demokrasi dapat berkembang mekar. Demokrasi adalah fasilitas politik yang memungkinkan individu bertumbuh secara otentik. Tetapi keadilan adalah sarana kemanusiaan yang harus dipelihara dengan komitmen batin. Secara politik, keadilan dan demokrasi itu harus dilembagakan melalui kebijakan Negara dan jaminan konstitusi. Itulah sebabnya melalui Konggres Rakyat Indonesia ini, kita pemuda bangsa akan berjuang untuk memastikan bahwa semua warganegara berhak atas keadilan dan demokrasi.
Hari ini haruslah menjadi kesempatan sejarah untuk mengawali komitmen itu, kendati situasi sosial dan ekonomi Nampak tidak bersahabat; situasi yang tentu saja cenderung melanggengkan apatisme, ketimbang membangkitkan inisiatif untuk berjuang. Tetapi titik kritis ini harus kita lalui, kalau kita percaya bahwa sejarah selalu menyediakan kesempatan emas bagi mereka yang siap mengisinya.

Hadirin yang saya hormati,

Akhirnya, tanpa pretense mengatasnamakan rakyat, dan tanpa tedensi menjadi serba tahu, kami pemuda Indonesia meniatkan hati untuk mengusahakan sebuah Indonesia Bermoral, Indonesia Berkeadilan, melalui sebuah pergerakan perhimpunan pemuda Indonesia, yang kami beri nama Konggres Rakyat Indonesia.
Dan Ujung dari semua komitmen adalah langkah. Maka pada akhir semua ini adalah seruan, sekaligus undangan kami pemuda Indonesia, untuk siapa saja yang tergerak dan berkehendak untuk bersama-sama bekerjasama memperjuangkan keadilan dan membangun demokrasi.
Mari berhimpun, bersatu, membangun Indonesia Bersih, Indonesia Baru, Indonesia yang bermoral.

IMAM SUPAAT
Pendiri dan Pimpinan Redaksi Surat Kabar Independen SuaraKPK
Pendiri dan Ketua Umum Gerakan Akal Sehat Indonesia (GRASI)
Penggagas Konggres Rakyat Indonesia (KRI)

Saatnya KNPI Bertaubat

Aksioma historis-sosiologis tentang kepunahan generasi yang tumbuh secara cengeng sebagaimana hasil identifikasi Ibnu Khaldun terhadap fenomena determinasi sosial, terbukti dengan semakin tereliminasinya nilai, idealisme, dan karakter konstruktif dari tubuh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).


KNPI yang menjadi muara organisasi-organisasi kepemudaan, di usia yang terbilang tidak lagi muda yaitu 38 tahun sejak didirikan pada 23 Juli 1973, teralienasi dari struktur sosial dimana laiknya ia berada.


KNPI yang seharusnya bertanggungjawab atas nama 70 juta anak muda yang berarti sepertiga dari penduduk Indonesia, kini tak lebih dari sekadar organisasi kongkow-kongkow yang tidak dirasakan manfaatnya. KNPI hanya bisa riuh ramai saat perebutan kekuasaan, tapi nihil prestasi.


Ini adalah alamat patologis yang menggerogoti dan secara subsistem merusak masa depan bangsa. Oleh karenanya, kecendrungan pragmatisme yang menggurita didalam tubuh KNPI dan secara struktural mendeterminasi karakter organisasi, membuat KNPI tercerabut dari habitusnya.


Habitus yang Tercerabut


Habitus oleh Ferry T Indratno (2009), digambarkan sebagai struktur subyektif mental dimana agen menghasilkan tindakan. Di tubuh KNPI hal tersebut tidak lagi menjadi warana dalam proses dialektikanya.


Mengacu pada termin Bourdieu yang menyebut habitus sebagai disposisi terstruktur, yang berarti bahwa habitus adalah struktur kepatuhan atau kesiapsediaan untuk menghasilkan tindakan.


Bagi Bourdieu, setiap sistem disposisi individu adalah variabel struktural sistem disposisi yang lain, dimana terungkap kekhasan posisinya di dalam kelas dan arah yang dituju.


Gaya pribadi, praktek-praktek kehidupan ataupun hasil karya tidak lain kecuali satu jarak terhadap gaya khas suatu jaman atau suatu kelas, sehingga gaya itu mengacu pada gaya umum, tidak hanya melalui keseragaman tetapi juga melalui perbedaan yang menghasilkan pembawaan tertentu. Pembawaan tersebut menjadi karakter (habit) yang khas.


Namun pada kenyataannya, proses transmisi yang terjadi di tubuh KNPI tidak berlangsung secara mekanis. Pada awalnya, struktur secara kelembagaan sebagaimana lazimnya organisasi masih bisa diperbaharui seiring dengan proses sirkulasi kepemimpinan, akan tetapi kesadaran pembaharuan tersebut terkooptasi oleh tarik menarik kepentingan yang sangat kuat.


Walaupun KNPI pasca reformasi, khususnya era Idrus Marham yang kini menjadi Sekjen Partai Golongan Karya (Golkar), dilakukan upaya pembaharuan untuk keluar dari domain yang mengkooptasi identitas kepemudaan yang selama ini menjadi kultur KNPI.


KNPI mencoba memposisikan diri sebagai mitra kritis pemerintah. Namun alih-alih menjadi mitra, yang terjadi justru perselingkuhan. KNPI dijadikan batu loncatan untuk menduduki posisi strategis dan mengungkit prestise.


Dosa-Dosa KNPI


Jika dirunut secara historis, daftar problem yang penulis sebut sebagai dosa-dosa KNPI, direproduksi akibat pewarisan antar generasi. Selain dari apa yang telah diuraikan di atas, ada beberapa dosa lain yang justru dinikmati dan malah menjadi budaya yang mendekonstruksi identitas kepemudaan.


Dosa pertama yaitu bermula ketika KNPI memang dilahirkan secara tidak genuin, lahir sebagai alat dan kacung rezim Orde Baru yang ketika itu terjangkiti penyakit fobia atas berbagai kritik politis, utamanya yang dilakukan oleh gerakan pemuda. Maka salah satu cara untuk memuluskan kebiakan-kebijakannya, didirikanlah organisasi ini.


Proses ahistoris tersebut secara psikologis menstimulus untuk mendrive KNPI menjadi entitas elitis. Organisasi ini akhirnya “melangit” dan jauh dari basis akarnya di bumi. Maka tak heran, terhadap 80 juta pemuda Indonesia, KNPI tidak bisa melakukan apa apun. Pemimpin-pemimpinnya sibuk menjadi pelayan atas majikan yang bernama penguasa.


Kedua, keterputusan dari habitus tempat dimana ia dilahirkan tersebut, menyebabkan KNPI menjadi organisasi kepemudaan yang mandul ide, miskin gagasan dan loyo gerakan.


Ekspketasi bahwa KNPI menjadi representasi yang akan mengartikulasikan kepentingan pemuda, menjadi utopia semata. Jangankan kepentingan pemuda, yang terjadi KNPI malah berubah menjadi organisasi untuk mempertarungkan kepentingan partai politik tertentu.


Hal ini tidak lepas dari pola relasi patron-klien yang sudah membudaya. Entah di pimpinan tingkat pusat hingga ke daerah-daerah, ada semacam doktrin organisasi jika "kita adalah kacung kelompok politik tertentu".


Sebagaimana dikemukakan oleh Palras (1971), bahwa hubungan patron-klien terjalin berdasarkan atas pertukaran jasa, dimana ketergantungan klien kepada patronnya dibayarkan atau dibalas oleh patron dengan cara memberikan perlindungan kepada kliennya.


Parahnya, dalam momentum Kongres ke XIII yang beralngsung di Jakrta pada tanggal 25-28 ini, sebagian besar calon justru secara terang-terangan datang dari partai politik, baik itu Demokrat, Golkar, PAN, PKS maupun PDIP. Sebenarnya, sah-sah saja jika mereka bisa memposisikan diri ketika memegang kepemimpinan di KNPI.


Karena politik merupakan hak asasi setiap warga negara. Tapi permasalahan yang kemudian muncul karena organisasi digiring pada kepentingan politis. Agenda-agenda beraroma kenetingan parpol, lebih dominan ketimbang agenda untuk kepentingan kaum muda. Inilah perselingkuhan gaya baru, anatar anak muda dan penguasa. Masih muda tapi sudah doyan berselingkuh.


Ketiga, KNPI akhirnya menjadi kerdil karena hanya menjadi arena pertarungan yang tidak sehat, dan menyebabkan munculnya pemimpin-pemimpin instan yang tidak dibangun di atas integritas yang kredibel berdasarkan ujian-ujian implementatif di lapangan.


Secara simultan, pola kaderisasi menjadi terganggu dan KNPI hanya mampu melahirkan melahirkan kader-kader tidak berintegritas sebagai pemuda, kuyu di hadapan kekuasaan. Nalar kritis dan idealisme kepemudaan hilang, tergadai atas ketakberdayaan rabunitas materialisme yang dikonstruksi dari sikap pragmatis.


Padahal jika kita flash back tentang sejarah perjalanan organisasi kepemudaan di negeri ini, mereka didirikan sebagai antitesa atas mental keterjajahan akibat represifitas kolonial. Namun lucunya, KNPI justru menghidupkan gaya kolonialisme baru dari subtansi dan model-model dinamika organisasinya.


Keempat, KNPI kehilangan arah akibat terperangkap dalam ruang absurditas dan disorientasi. Program-program kerja tidak terarah dan tidak berdampak bagi pemuda. Hanya menghabiskan anggaran negara tapi tidak kontributif terhadap pembangunan manusia-manusia muda Indonesia.


Organisasi sekedar menjadi tempat kongkow-kongkow tak bermakna. Kontraproduktif dengan klaim “muda”, progresif dan reformis yang dibangga-banggakan dari podium ke podium. Jika pun ada kegiatan, maka monoton pada acara-acara seminar, diskusi, simposium. Sesuatu yang seharusnya tidak lagi menjadi urusan organisasi sebesar KNPI.


Kelima, KNPI tidak agi menjadi rumah baik bagi anak muda, orang-orang yang sudah udzur pun enggan meninggalkan KNPI, bukan karena semangat berkontribusi bagi bangsa akan tetapi karena merasa nyaman degan prestise dan fasilitas mewah.


Dengan pemberlakuan UU No. 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan mulai tahun 2013 nanti, kita harap mengeliminir benalu-benalu organisasi kaum muda tersebut.


Taubat Nasuha


Keenam, kesibukan mengurusi permasalahan internal membuat berbagai peluang dan tantangan kaum muda, lepas dari radar analisis sehingga momentum berkontribusi ril kepada bangsa ini, terlewatkan begitu saja.


Perlu diingat bahwa era globaisasi yang sedang berjalan, dan menjadikan Indonesia sebagai pemain penting ditingkat regional ASEAN dan di tingkat global seperti G20, Asia Pasifik dan PBB, membutuhkan resources yang handal dari segi kulaitas dan fresh dari segi usia.


Oleh karenanya, daripada harus terus mengakumulasi dosa dan bisa memuncak pada tuntutan pembubaran, maka pada momentum Kongres ke XIII ini, KNPI selayaknya melakukan taubat nasuha, mengintropeksi diri dan mereformasi sistem, merevitalisasi peran serta merekonstruksi paradigma keorganisasian.


Bukan saja pada upaya rekonsiliasi dualisme kepemimpinan yang satu periode kepengurusan terakhir merontokkan wibawa KNPI, tetapi membangun visi jauh kedepan, melampaui segala tantangan yang menghadang.


Menjadikan KNPI sebagai inkubator kepemimpinan pemuda untuk kepemimpinan nasional dengan menyusun agenda strategis berdasarkan kebutuhan global. Dengan demikian, KNPI tidak lagi menjadi jasad simbologi yang tidak memiliki ruh. Selamat ber-Kongres kawan-kawan!


*Penulis adalah Aktivis Mahasiswa dari Makassar dan Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Twitter @Jusmandalle

Senin, 17 Oktober 2011

KISAH PEMIKUL TANDU JENDERAL SUDIRMAN YANG TERLUPAKAN, MEREKA HIDUP MISKIN


Para pemikul tandu Jenderal Soedirman

Anda mungkin tak akan lupa foto yang ada di buku sejarah. Kalau melihat gambar hitam putih ada orang ditandu, kita langsung berpikir. Jederal Sudirman. Kini tandu tersebut diabadikan di museum Museum Satria Mandala
tandu itu kini di museum Museum Satria Mandala

Lalu bagaimana dengan nasib para pemikul tandunya? Berikut tulisan tentang nasib mereka yang saya ambil dari malangraya.web.id

Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia memang takkan pernah dilupakan rakyat. Akan tetapi, tak banyak sosok pejuang yang bisa diingat rakyat. Djuwari (82 tahun), barangkali satu dari sekian banyak pejuang yang terlupakan. Kakek yang pernah memanggul tandu Panglima Besar Jenderal Soedirman itu, kini masih berkubang dalam kemiskinan.

Tepat pada peringatan proklamasi 17 Agustus, Malang Post berusaha menelusuri jejak pemanggul tandu sang Panglima Besar. Djuwari berdomisili di Dusun Goliman Desa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri, kaki Gunung Wilis. Kampungnya merupakan titik start rute gerilya Panglima Besar Sudirman Kediri-Nganjuk sepanjang sekitar 35 km.

Dari Malang, dusun Goliman bisa ditempuh dalam waktu sekitar empat jam perjalanan darat. Kabupaten Kediri lebih dekat di tempuh lewat Kota Batu, melewati Kota Pare Kediri hingga menyusur Tugu Simpang Gumul ikon Kabupaten Kediri. Terus melaju ke jurusan barat, jalur ke Dusun Goliman tak terlalu sulit ditemukan.

Sejam melewati jalur mendaki di pegunungan Wilis, Malang Post pun tiba di pedusunan yang tengah diterpa kemarau. Rute Gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman memang sangat jauh dari keramaian kota. Titik start gerilya berada di kampung yang dikepung bukit-bukit tinggi dan tebing andesit.

“Inggih leres, kulo Djuwari, ingkang nate manggul Jenderal Soedirman, sampeyan saking pundi?” kata seorang kakek yang tengah duduk sambil memegang tongkat di sudut rumah warga Dusun Goliman.

Djuwari
Melihat sosok Djuwari tak nampak kegagahan pemuda berumur 21 tahun yang 61 tahun lalu memanggul Panglima Besar. Namun dipandang lebih dekat, baru tampak sisa-sisa kepahlawanan pemuda Djuwari. Sorot mata kakek 13 cucu itu masih menyala, menunjukkan semangat perjuangan periode awal kemerdekaan.

Sang pemanggul tandu Panglima Besar itu mengenakan baju putih teramat lusuh yang tidak dikancingkan. Sehingga angin pegunungan serta mata manusia bebas memandang perut keriputnya yang memang kurus. Sedangkan celana pendek yang dipakai juga tak kalah lusuh dibanding baju atasan.

Rumah-rumah di Dusun Goliman termasuk area kediaman Djuwari tak begitu jauh dari kehidupan miskin. Beberapa rumah masih berdinding anyaman bambu, jika ada yang bertembok pastilah belum dipermak semen. Sama halnya dengan kediaman Djuwari yang amat sederhana dan belum dilengkapi lantai.

“Sing penting wes tau manggul Jenderal, Pak Dirman. Aku manggul teko Goliman menyang Bajulan, iku mlebu Nganjuk,” ujar suami almarhum Saminah itu ketika ditanya balas jasa perjuangannya.

Dia bercerita, memanggul tandu Pak Dirman (panggilannya kepada sang Jenderal) adalah kebanggaan luar biasa. Kakek yang memiliki tiga cicit itu mengaku memanggul tandu jenderal merupakan pengabdian. Semua itu dilakukan dengan rasa ikhlas tanpa berharap imbalan apapun.

Sepanjang hidupnya menjadi eks pemanggul tandu Soedirman, keluarga Djuwari beberapa kali didatangi cucu Panglima Besar. Pernah suatu kali diberi uang Rp 500 ribu, setelah itu belum ada yang datang membantu. Pemerintahan yang cukup baik kepadanya adalah pada zaman Soeharto, sesekali dia digelontor bantuan beras.

“Biyen manggule tandu yo gantian le, kiro-kiro onok wong pitu, sing melu manggul teko Goliman yaiku Warso Dauri (kakak kandungnya), Martoredjo (kakak kandung lain ibu) karo Djoyo dari (warga Goliman),” akunya.

Perjalanan mengantar gerilya Jenderal Soedirman seingatnya dimulai pukul 8 pagi, dengan dikawal banyak pria berseragam. Rute yang ditempuh teramat berat karena melewati medan berbukit-bukit dan hutan yang amat lebat. Seringkali perjalanan berhenti untuk beristirahat sekaligus memakan perbekalan yang dibawa.

“Teko Bajulan (Nganjuk), aku karo sing podho mikul terus mbalik nang Goliman. Wektu iku diparingi sewek (jarit) karo sarung,” imbuhnya.

Ayah dari empat putra dan empat putri itu menambahkan, waktu itu, istrinya (sudah dipanggil Tuhan setahun lalu) amat senang menerima sewek pemberian sang Jenderal. Saking seringnya dipakai, sewek itupun akhirnya rusak, sehingga kini Djuwari hanya tinggal mewariskan cerita kisahnya mengikuti gerilya.
“Pak Dirman pesen, urip kuwi kudu seng rukun, karo tonggo teparo, sak desa kudu rukun kabeh,” katanya.

Dari empat warga Dusun Goliman yang pernah memanggul tandu Panglima Besar, hanya Djuwari seorang yang masih hidup. Putra Kastawi dan Kainem itu masih memiliki kisah dan semangat masa-masa perang kemerdekaan. Ketika ditanya soal periode kepemimpinan Presiden Soekarno hingga SBY, Djuwari dengan tegas mengatakan tidak ada bedanya.

14 TANDA TANDA BAHWA ANDA AKAN BERUMUR PANJANG


Umur panjang dan sehat dambaan setiap insan


Soal umur memang di tangan sang pencipta. Tak ada yang bisa mengukur. Namun setidaknya inilah tanda-tanda bahwa umur anda akan lebih lama. Artikel ini Asaborneo share dari bhotol.com.

Di abad 21 ini, perkiraan rata-rata manusia hidup paling lama adalah di kisaran usia 30 tahun. Sangat berbeda di masa lampau dimana rata-rata orang dapat bertahan hidup jauh lebih lama.

Bagaimana memperkirakan perhitungan dramatis ini? Pertumbuhan dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pencegahan serta perawatan sakit-penyakit padahal berada di urutan tertinggi. Tetapi mungkin Anda tidak tahu bahwa apa yang tampaknya kebiasaan setiap hari yang tampaknya tidak penting, atau keadaan sekitar di masa lalu Anda, bisa mempengaruhi seberapa lama dan seberapa baik Anda hidup. Berikut, riset terbaru mengenai tanda-tanda Anda berusia panjang berdasarkan sains, ditambah tips bagaimana untuk tetap berada dalam jalur sehat yang benar.

1. Ibu Anda Memiliki Anda Ketika Ia Masih Muda.
Jika ia berusia di bawah 25, Anda dua kali lipat kemungkinan berusia hingga 100 dibandingkan dengan seseorang yang lahir dengan ibu yang berusia lebih tua, menurut para ahli dari Universitas Chicago. Mereka memperkirakan ibu-ibu yang berusia muda memiliki sel telur keturuanan yang lebih sehat untuk beranak cucu.

2. Anda Adalah Pecinta Teh
Baik teh hijau dan hitam mengandung dosis konsentrasi tinggi dari yang dapat menolong darah menjadi rileks dan melindungi jantung Anda. Dalam sebuah studi pada lebih dari 40.500 pria dan wanita Jepang, mereka yang meminum 5 atau lebih cangkir teh hijau setiap harinya memiliki resiko lebih rendah untuk meninggal akibat serangan jantung dan stroke. Studi lain yang melibatkan teh hitam juga menunjukkan hasil yang sama.

3. Anda Suka Untuk Berjalan Kaki
Orang yang “fit” – didefinisikan sebagai orang yang berjalan 30 menit dalam sehari – hidup lebih lama empat kali dibandingkan mereka yang berjalan kurang dari itu. Hal yang serupa juga, wanita yang mengalami kelebihan berat badan bisa meningkatkan kesehatan jantung mereka dengan menambahkan 10 menit berjalan dalam aktifitas mereka di rutinitas sehari-hari. Maka berjalanlah sewaktu jam makan siang Anda, lakukanlah putaran ketika sedang menunggui anak Anda berlatih bermain bola di lapangan – carilah cara-cara untuk lebih banyak bergerak, setiap hari.

4. Anda Menghindari Soda
Para ahli di Boston menemukan bahwa meminum satu atau lebih cola biasa atau yang diet setiap hari melipatkan resiko Anda dari sindrom metabolisme – seperti tekanan darah tinggi, kadar insulin yang naik, dan lemak yang berlebihan pada pinggang, yang dapat meningkatkan kemungkinan penyakit jantung dan diabetes.

5. Anda Memiliki Kaki-kaki Yang Kuat
Bagian bawah tubuh yang kuat diterjemahkan menjadi keseimbangan yang baik, fleksibilitas, dan daya tahan.

6. Anda Memakan Makanan Berwarna Ungu
Sekantung anggur, bluberi, anggur merah: warna yang padat dan kaya yang mereka dapatkan dari polyphenols – senyawa yang mengurangi resiko serangan jantung dan juga dapat melindungi melawan penyakit Alzheimer, menurut riset terbaru. Polyphenols menolong untuk menjaga saluran darah dan arteri agar tetap fleksibel dan sehat. “Apa yang baik untuk arteri koroner Anda juga baik untuk saluran darah pada otak Anda,” ujar Robert Krikorian, PhA, direktur dari Cognitive Disorders Center pada Universitas Cincinnati.

7. Dahulu Anda Adalah Remaja Yang Memiliki Berat Badan Yang Sehat
Sebuah studi dari Journal of Pediatrics yang mengikuti 137 Afrika Amerika dari lahir hingga usia 28 menemukan bahwa kelebihan berat badan pada usia 14 tahun menaikkan resiko Anda untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di usia dewasa. Orang dewasa yang mengidap diabetes adalah dua hingga empat kali lebih berkemungkinan mengembangkan penyakit jantung dibandingkan mereka yang tanpa kondisi itu, menurut American Heart Association.

8. Anda Tidak Menyukai Burger
Memakan lebih dari 18 ons daging merah setiap minggunya menaikkan resiko Anda terkena kanker – tipe ketiga yang paling sering terkena di tengah masyarakat, menurut laporan besar dari American Institute for Cancer Research.

9. Anda Sudah Pernah Duduk Di Bangku Kuliah
Sebuah studi terbaru dari Harvard Medical School menemukan bahwa orang dengan lebih dari 12 tahun pendidikan formal (bahkan jika itu hanya sampai dengan tahun pertama kuliah) hidup lebih lama 18 bulan daripada mereka yang memiliki tahun-tahun masa sekolah lebih sedikit. Mengapa? Semakin banyak pendidikan yang Anda miliki, semakin sedikit keinginan Anda untuk merokok. Faktanya, hanya sekitar 10 persen orang dewasa yang pernah kuliah merokok, dibandingkan dengan 35 persen dari mereka yang memiliki pendidikan sampai tingkat menengah atas atau dibawahnya.

10. Anda Benar-benar Menyukai Teman-teman Anda
“Hubungan interpersonal yang baik dapat berlaku sebagai penyangga melawan stress,” ujar Micah Sadigh, PhD, seorang associate professor psikologi di Cedar Crest College. Mengetahui bahwa Anda memiliki orang-orang yang mendukung Anda menjaga Anda tetap sehat, mental dan fisik. “Anda membutuhkan teman-teman yang Anda bisa bicara tanpa dihakimi atau dikritik,” ujar Sadigh.

11. Dan Mereka Juga Sehat
Jika teman terdekat Anda menambah berat badan lebih, kemungkinan Anda melakukan hal yang sama dapat meningkat 57%, menurut sebuah studi pada New England of Journal of Medicine. “Untuk mengelola gaya hidup yang sehat, adalah penting untuk berhubungan dengan orang-orang yang memiliki gol yang sama,” ujar Nicholas A. Christakis, MD, PhD, pemimpin riset ini. Bergabunglah dengan kelompok pengurang berat badan, atau berlatih dengan seorang teman untuk jalan amal.

12. Anda Memeluk Tantangan-tantangan Baru
Orang yang mendapatkan dirinya adalah orang yang bisa berdisiplin sendiri, seseorang yang organize hidup lebih lama dan memiliki resiko 89% lebih rendah untuk pengembangan Alzheimer dibandingkan yang kurang teliti, menurut dua studi. Ketika Anda baik saat memusatkan perhatian Anda, Anda menggunakan lebih kekuatan otak, ujar pemimpin riset dari kedua studi tersebut, Robert S. Wilson, PhD, seorang professor sains neurologikal dan psikologi pada Rush University Medical Center di Chicago.

Buatlah gol-gol personal atau karir, dan tantang diri Anda untuk mencapainya dalam waktu tertentu. Juga, cobalah hal-hal baru untuk merangsang otak Anda: Jika Anda membaca fiksi, cobalah sekali-kali membaca otobiografi. Di hari selanjutnya, cobalah untuk mengingat tiga fakta yang Anda pelajari dari bacaan tersebut.

13. Anda Tidak Memiliki Pengurus Rumah Tangga
Hanya dengan mem-vakum, mengepel lantai, atau me-lap jendela-jendela untuk lebih dari setengah jam, rata-rata setiap orang bisa membakar sekitar 285 kalori, menurunkan resiko kematian 30%, menurut sebuah hasil studi dari 302 orang dewasa di usia 70 dan 80an.

14. Anda Adalah Penceria
Mereka memiliki pandangan positif dalam hidup, sebuah kepekaan akan tujuan dan komunitas, dan lebih sehat dari “para pengeluh” – sekitar 10% dari orang dewasa yang merasa tidak baik mengenai diri mereka sendiri. Kebanyakan dari kita berada di tengahnya. “Kita akan berjuang untuk berkembang, mencari makna dalam kehidupan kita,” ujar Corey Keyes, PhD, seorang profesor sosiologi pada Universitas Emory. “Di Sardinia dan Okinawa, dimana orang hidup lebih lama, bekerja keras adalah penting, tetapi tidak lebih penting dari menghabiskan waktu bersama keluarga, menyirami spiritualitas, dan melakukan sesuatu bagi orang lain.”

INILAH ISI SURAT NABI MUHAMMAD KEPADA BIARAWAN


ISI SURAT NABI MUHAMMAD KEPADA BIARAWAN

Saya tertarik membaca artikel tentang isi surat Nabi Muhammad kepada Biarawan St. Catherine’s Monastery ini. Artikel ini saya ambil dari tulisan Est Esther di Kompasiana.

Silahkan disimak dan semoga menambah wawasan anda.

Pada tahun 628 Nabi Muhammad SAW mengeluarkan Piagam Anugerah kepada biarawan St. Catherine Monastery di Mt. Sinai. Berisi beberapa klausul yang melingkupi aspek-aspek hak asasi manusia termasuk perlindungan bagi umat Kristen, kebebasan beribadah dan bergerak, kebebasan untuk menunjuk hakim-hakim dan menjaga property mereka, pembebasan dari wajib militer, dan hak untuk dilindungi dalam perang.


Berikut ini terjemahan dalam bahasa Inggris atas dokumen tersebut:

“This is a message from Muhammad ibn Abdullah, as a covenant to those who adopt Christianity, near and far, we are with them.

Verily I, the servants, the helpers, and my followers defend them, because Christians are my citizens; and by Allah! I hold out against anything that displeases them.
Foto naskah surat itu
No compulsion is to be on them.

Neither are their judges to be removed from their jobs nor their monks from their monasteries.

No one is to destroy a house of their religion, to damage it, or to carry anything from it to the Muslims’ houses.

Should anyone take any of these, he would spoil God’s covenant and disobey His Prophet. Verily, they are my allies and have my secure charter against all that they hate.

No one is to force them to travel or to oblige them to fight.

The Muslims are to fight for them.

If a female Christian is married to a Muslim, it is not to take place without her approval. She is not to be prevented from visiting her church to pray.

Their churches are to be respected. They are neither to be prevented from repairing them nor the sacredness of their covenants.

No one of the nation (Muslims) is to disobey the covenant till the Last Day (end of the world).”


Terjemahan Isi Suratnya :

Ini adalah pesan dari Muhammad ibn Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapapun yang menganut Kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka.

Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka, karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya; dan karena Allah! Saya bertahan melawan apapun yang tidak menyenangkan mereka.

Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka.

Sekalipun oleh para hakim-hakim mereka, maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, maka akan dikeluarkan dari biara mereka.

Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau membawa apapun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.

Jika ada yang mengambil hal-hal tersebut,maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apapun yang mereka benci.

Tidak ada yang dapat memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk berperang.

Umat Islam wajib bertempur untuk mereka.

Jika ada perempuan Kristen menikahi pria Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.

Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaikinya dan menjaga perjanjian-perjanjian sakral mereka.

Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir (akhir dunia).

Pada tahun 1517, piagam asli diambil oleh Sultan Selim I dari Turki dan saat ini berada di Musium Topkapi di Istanbul, akan tetapi Sultan memberikan salinan atas piagam tersebut kepada para biarawan, dan melegalisir isi piagam tersebut.

Dari koleksi besar gulungan kuno dan modern yang diawetkan di perpustakaan biara, jelas bahwa Perjanjian Nabi, apakah asli maupun salinan, memberikan hak dan perlindungan bagi umat Kristen.

Dokumen asli dapat anda lihat pada video berikut ini.

4 MIMPI YANG MENGUBAH DUNIA


Setiap orang sudah pasti pernah bermimpi saat tidur. Entah itu mimpi yang indah atau pun buruk. Ada juga sejumlah mimpi yang membingungkan, di mana kita tidak tahu-menahu peristiwa yang terjadi dan orang-orang yang terlibat di dalam mimpi itu. Lebih aneh lagi, ada sejumlah mimpi yang begitu nyata yang kemudian benar-benar terjadi, karena itu, banyak orang yang percaya dengan mimpi, bahkan sengaja mencari "orang pintar" untuk mengartikan makna mimpi yang dialaminya. Berikut ini empat kasus mimpi yang benar-benar realistis sehingga pernah menggemparkan dunia.

1. Kimiawan Jerman, F.A.Friedrich Augustkekul
Suatu hari di musim dingin tahun 1864, kimiawan asal Jerman, F.A Friedrich Augustkekul von Stradonitz (829-1896) duduk mengantuk di depan tungku dinding, atom-atom dan molekul-molekul mulai berdansa (bergerak) dalam halusinasi, se-ikatan atom karbon bagaikan ular menggigit erat ekornya sendiri dan berputar-putar di depannya.

Seketika setelah sadar dari tidurnya, Friedrich akhirnya mengerti ternyata molekul benzena itu adalah sebuah rantai. Semua bukti yang ada menunjukkan molekul benzena itu begitu simetris, 6 buah atom karbon dan 6 atom hidrogen berurut sempurna secara simetris, serta membentuk molekul yang stabil. Puluhan tahun sebelumnya, para ilmuwan masih belum mengetahui strukturnya secara pasti. Atas penemuannya yang tak terduga ini, ia dikenal sebagai 'dewa cincin' karena berhasil mengungkapkan bagaimana 6 atom karbon molekul benzena berikatan dengan 6 atom hidrogen.

2. Ahli Kimia Rusia Dmitry Ivanovich Mendeleyev
February 1869, ini berhubungan dengan konstitusi dunia kimia, struktur tabel periodik. Waktu itu sudah ditemukan 63 jenis elemen, tanpa terelakkan ilmuwan harus mempertimbangkan, apakah dunia alam itu memiliki hukum tertentu, agar supaya elemen tersebut bisa secara berurut dibagi dalam berbagai kategori, dan memainkan fungsinya masing-masing? Profesor kimia yang berusia 35 tahun, Dmitry Ivanovich Mendeleyev berpikir keras mengenai masalah ini, dan dalam kelelahannya ia terbenam ke alam mimpi.

Dalam mimpinya itu ia melihat sebuah daftar, dan secara berturut-turut unsur-unsur itu jatuh ke dalam petak yang sesuai. Setelah bangun ia segera mengingat ide rancangan daftar tersebut: karakter elemen itu bertambah mengikuti nomor urut atau tabel atom, memperlihatkan perubahan yang teratur.

Dalam daftarnya, Dmitry Ivanovich Mendeleyev menyisakan kolom kosong terhadap elemen yang belum diketahui, dan dalam beberapa tahun sesudah itu, 11 jenis elemen yang diprediksikannya secara berturut-turut ditemukan, dan secara teratur menetap ke dalam tabel periodik, khususnya helium, neon, krypton, xenon dan radon yang belakangan ditemukan yang memberi tambahan kategori yang baru pada struktur tabel periodik, berbagai macam karakter cocok secara mengejutkan dengan prediksinya. Dan dunia elemen jelas sudah dengan sekali pandang, ia tak ubahnya seperti sebuah peta besar, dan riset kimia di masa yang akan datang semuanya akan tergantung pada gambar petunjuk ini.

3. Ahli Biologi dari Austria, Otto Loewi (1873-1961)

Malam sebelum hari kebangkitan Isa Almasih tahun 1921, ahli biologi Austria yakni Otto Loewi sadar dari mimpinya, ia mengambil secarik kertas dan tanpa sadar menulis sesuatu, lalu terkulai dan tertidur lagi. Pada pukul 6 pagi keesokan harinya, tiba-tiba teringat dirinya kemarin menulis sesuatu yang sangat penting, namun, ia tidak mengerti dengan simbol gambar yang ditulisnya sendiri. Untungnya, pada hari kedua pukul 3 dini hari, pemikiran baru yang telah berlalu itu kembali lagi, yaitu sebuah metode rancangan percobaan, bisa digunakan untuk membuktikan apakah hipotesa itu benar terhadap hal yang dikemukakan Otto Loewi pada 17 tahun silam.

Loewi bergegas bangkit dari ranjang dan segera ke laboratorium, menyembelih 2 ekor kodok, jantung kodok itu dikeluarkan dan direndam ke dalam garam fisiologis, salah satu kodok yang pertama itu membawa saraf kelana, sedangkan kodok yang kedua tidak. Dengan menggunakan elektroda Loewi merangsang saraf kelana pada jantung kodok pertama agar denyut jantungnya menjadi lamban, beberapa menit kemudian air garam yang merendamnya itu dialihkan ke dalam wadah tempat jantung kodok nomor dua, dan hasilnya denyut jantung kodok nomor dua juga menjadi lamban.

Hasil percobaan tersebut menunjukkan, bahwa saraf tidak secara langsung berefek pada otot, melainkan melalui pelepasan zat kimia, ketika saraf kelana pada jantung kodok pertama itu mendapat rangsangan menghasilkan zat-zat tertentu, mereka atau zat-zat itu larut dalam air garam dan menimbulkan efek terhadap jantung kodok nomor dua. Demikianlah penyebaran kimia dari impuls syaraf diketahui, ia telah membuka sebuah bidang riset yang baru, sekaligus membuat Loewi memperoleh hadiah nobel fisiologi dan ilmu kedokteran tahun 1936.

4. Bangsa Amerika bernama Illyas Hall menemukan Mesin Jahit

Realitas atas penemuan sesuatu dari pemikiran yang terinspirasi melalui mimpi tidaklah sedikit, berikut ini adalah sebuah contoh yang sangat terkenal. Sebab mimpi ini membuat kerja manual berubah menjadi mekanis, lagipula hingga sekarang digunakan di seluruh dunia, karena itu orang-orang selalu mengingatnya.

Sebelum menghasilkan pakaian secara industrial, jarum jahit yang ada dalam pandangan semua orang adalah sama yakni lubang benang dimasukkan pada ujung mata jarum, dengan demikian, ketika jarum menembus masuk ke kain, benangnya baru bisa masuk. Bagi penjahit manual ini tidak ada masalah, namun, mesin jahit industri perlu membuat agar benang menembus dulu ke kain. Para penemu atau pencipta waktu itu menggunakan jarum ganda atau cara polijarum, namun, tidak efisien.

Pada tahun 1940-an, seorang bangsa Amerika bernama Illyas Hall dalam kebingungannya karena tidak bisa menyelesaikan masalah itu akhirnya tertidur, dan dalam tidurnya bermimpi bertemu dengan sekelompok manusia liar hendak memenggal kepalanya atau memasaknya untuk dimakan. Seluk beluk mengenai hal ini terdapat versi yang berbeda, pendek kata berada dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan, dengan sekuat tenaga hendak keluar dari kuali atau menghindari parang, namun, oleh para manusia liar itu ia diancam dengan tombak panjang, tepat di saat itu ia melihat lubang di ujung tombak itu.

Karena mimpi itu, ia memutuskan meninggalkan cara menjahit dengan tangan karena ada alasannya. Ia merancang lubang jarum yang pada tahun 1845 contoh pertama mesinnya diperkenalkan, kecepatan mesin bisa menjahit 250 jarum per menit, lebih cepat dibanding beberapa penjahit profesional, dan mesin jahit untuk industri yang benar-benar efisien akhirnya terwujud.

Sebenarnya, semua orang tidak asing lagi dengan yang namanya mimpi, namun konon katanya, hanya ingatan mimpi-mimpi yang sangat jelas baru bisa bertalian erat dengan pemimpi. Sedangkan mimpi-mimpi yang membingungkan tidak mengandung nilai pertimbangan apa pun. Dikarenakan mimpi menjadi sukses sehingga ke-4 orang tersebut di atas benar-benar membuat orang iri, sebenarnya dari manakah mimpi itu?
[woamu.mangaku.net]

My Picture Slideshow: Hasrum’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to Makassar was created by TripAdvisor. See another Makassar slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.

Blogger Advertisement