Carnaval Ramadhan yang digelar di Kec.Sabbang pada tanggal 28 Juli 2011 sangat meriah karena diikuti hampir semua sekolah-sekolah, Organisasi, Anggota PKK, yang ada di Kec.Sabbang Kab.Luwu Utara dan dimeriahkan dengan Marching Band dari SMA Negeri 1 Masamba dan SMP Negeri 1 Masamba.
Kegiatan ini dilaksanakan sebgai sebuah rutinitas setiap tahun di Kec.Sabbang dalam rangka menyambut Ramadhan sekaligus dirangkaikan dengan kegiatan 17-an yang digelar lebih awal karena Peringatan HUT RI 66 bertepatan dengan Bulan Ramadhan.
Sayangnya kegiatan ini terlihat tidak diorganisir dengan baik, kelihatannya dilaksanakan sekedar untuk menggugurkan kebiasaan tahunan saja, sangat terlihat dari Peserta yang kurang siap, waktu star yang acak-acakan begitu pula saat finish di depan Kantor Kecamatan Sabbang, yang finish pada saat Pertandingan Sepak Bola antar Desa sedang turun minum, sehingga terpaksa waktu turun minum pemain bertambah. Namun walaupun demikian adanya, Carnaval tersebut tetap meriah dan disambut oleh para penonton dengan antusias sambil memberikan dukungan kepada para peserta Carnaval.
Kegiatan seperti ini akan menjadi memory atau kenangan tersendiri bagi para pesertanya, sehinnga diharapkan kegiatan ini lebih diorganisir lagi dengan baik, bukan hanya sekedar jalan tanpa ada makna yang tertuang dalam kegiatan tersebut.
Ini seharusnya menjadi catatan tersendiri bagi semua komponen pemerintah yang ada di Kec.Sabbang sebagai stek holder yang punya kompoten untuk lebih meningkatkan Design dari setiap kegiatan-kegiatan seperti ini, jangan hanya sekedar dilaksanakan lalu puas dengan selesainya acara tanpa ada makna yang berarti bagi pelaksana, peserta dan penonton.
Kegiatan seperti ini bisa jadi menjadi Event kebanggaan masyarakat Kec.Sabbang yang bisa dijual di dunia Internasional sebagai salah satu Atraksi Wisata untuk lebih memperkaya koleksi Event Kab.Luwu Utara yang menurut saya sangat kerdil dan belum bisa bersaing dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
Saya tersenyum kecil ketika anak saya mengatakan bahwa dia disuruh memakai pakaian adat Jawa untuk mengikuti Carnaval. Timbul pertanyaan dalam hati kecil saya, apakah sudah tidak ada pakaian adat kita yang seharusnya kita tonjolkan pada kegiatan-kegiatan seperti ini ? Its ok, kalau kita beralasan karena sebuah Keragaman sebagai Negara yang Ber-Bihneka Tunggal Ika, tapi menurut hemat saya, seharusnya moment ini kita pergunakan untuk menunjukkan kepada generasi Republik Tercinta ini kekayaan budaya yang kita miliki di Luwu, sebagai sebuah Daerah yang merupakan cikal bakal terbentuknya daerah-daerah lain di Indonesia, sehingga kebudayaan kita tidak tenggelam seiring semakin berkembangnya pengaruh globalisasi dan westernisasi di Republik Tercinta ini.
Sekarang ini jujur kita akui bahwa kita bingung memberi label kepada Luwu ini, apakah ia sebagai suku atauka apa ? Sementara suku yang diakui di Sul-Sel hanyalah Suku Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja, lalu Luwu ini apa ?
Ini adalah tanggung jawab kita bersama, mari kita menggali, mempelajari sejarah Luwu ini dengan intens, agar ketika anak-anak kita bertanya tentang Luwu kita bisa memberikan penjelasan kepada mereka dan agar kalau ada Event-Event seperti ini, kita bisa tuangkan dalam Ritual Event tersebut, jangan kita bangga dengan menampilkan Budaya orang, kita menghargai keragaman, tetapi kita harus lebih cinta kepada budaya kita, sebagai wujud loyalitas kita terhadap para pendahulu-pendahulu kita.
Sejarah terbentuknya Kerajaan Luwu (Ware') adalah sebuah perjalanan sejarah yang cukup panjang, yang andaikan dijadikan sebuah sinetron akan memiliki ribuan bahkan jutaan episode.
Selamat buat Pemkab Luwu Utara khususnya Kec.Sabbang mari bekerja dengan akal dan nurani, ingat pesan Soekarno "JAS MERAH-Jangan Sampai Melupakan Sejarah".
0 komentar:
Posting Komentar